Sekilas Tentang Ritual Naki Panamukng Bukit Marang yang Kini Sudah ke-100

Editor: DailyNusantara.id author photo
Prosesi Ritual Ritual Naki Panamukng Bukit Marang ke-100

Dailynusantra.id, Literatur - Ritual Naki Panamukng Bukit Marang ke-100, di Dusun Sidas A, Desa Keranji Mancal, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Sabtu (18/03/2023).

Sekretaris Daerah Kabupaten Landak Vinsensius yang menyaksikan langsung prosesi ritual menyampaikan bahwa masyarakat dayak yang bermukim di Kabupaten Landak sejatinya secara turun temurun sudah memiliki kesadaran bahkan sudah mendarah daging dengan arti dan makna sebuah kebudayaan baik berupa kebiasaan, tradisi, adat istiadat, kearifan lokal dan hukum adat.

"Seni dan budaya yang telah lama hidup dan berkembang di masyarakat Dayak merupakan sumber daya tarik wisata dan modal yang besar, artinya bagi pengembangan ke kepariwisataan, yang sebagai salah satu unsur kehidupan masyarakat seni dan budaya tersebut umumnya belum digali secara maksimal sehingga penampilannya masih kurang dikenal oleh masyarakat luas bahkan oleh warga Kalimantan, untuk maksud tersebut tersebut perlu mengupayakan agar seni dan budaya dayak yang selama ini hanya dikenal pada kalangan tertentu dapat ditampilkan dalam acara khusus agar masyarakat banyak dapat menikmatinya," ujar Vinsensius.

Lebih lanjut Vinsensius menyampaikan Naki Panakkukang Bukit Marang ke-100 di Dusun Sidas A dipandang perlu dilaksanakan agar seni budaya dayak selalu terpelihara dengan baik dan menjadi kekayaan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.

"Diadakannya kegiatan ini juga sebagai keharusan dan tanggung jawab kepada Jubata (Tuhan) kepada roh nenek moyang dan kepada sesama manusia agar kehidupan yang dijalani menjadi lebih baik, bermanfaat serta berlangsung selamanya," terang Vinsen. 

Tidak lupa Vinsensius mengingatkan untuk tetap memelihara, melestarikan, mengembangkan, memberdayakan, dan menjunjung tinggi hukum adat, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang mengandung nilai-nilai positif sebagai budaya warisan leluhur.

"Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat karakter, identitas, jati diri, harkat dan martabatnya kita dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesian dan membendung derasnya terapan moderenisasi dan globalisasi," tutup Vinsensius.




Penulis : Reporter

Editor : Tullahwi

Ads vertikal
Share:
Komentar

Berita Terkini